MAN 1 KABUPATEN GORONTALO

Punya Keunikan Khas, Stand Expo MYRES MAN 1 Kabgor Ramai Pengunjung

Foto bersama Peserta MYRES MAN 1 Kabgor bersama Kakanwil Kemenag Sulbar dan Kakanwil Provinsi Gorontalo saat kunjungi stand Expo

MARISAPA (man1kabgorontalo.sch.id) – Kemeriahan puncak pelaksanaan grand final Madrasah Young Research Super Camp (MYRES) dan Kompetisi Sains Madrasah tingkat Nasional di Kota Kendari Sulawesi Tenggara sejak tanggal 3 – 7 September 2023 dimeriahkan dengan expo hasil penelitian para finalis MYRES se Indonesia termasuk stand Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kabupaten Gorontalo (Kabgor) sebagai perwakilan utusan Provinsi Gorontalo atas nama Rahmawati Ibrahim dan Nazwa Adila Utami.

Dengan mengangkat ide terkait kearifan lokal yang dibahas secara Etnosains, dikorelasikan dengan sudut pandang Ilmu Keagamaan Islam, keunikan stand expo MAN 1 Kab. Gorontalo menjadi salah satu stand yang banyak dikunjungi. Hal tersebut disampaikan pembimbing Riset MAN 1 Kabgor Melvatria Karim saat dihubungi awak humas, Selasa (5/9/2023) via whatsapp.

“Selain memiliki keunikan tersendiri karena mengangkat ide terkait Kearifan lokal dibahas secara Etnosains dan dikorelasikan dari sudut pandang Ilmu Keagamaan Islam, tradisi adat Daerah Gorontalo pada stand ini memiliki ciri khas khususnya pada ornamen adat dan dekorasi tanaman adat yang dipamerkan dengan apik banyak menarik rasa penasaran para pengunjung,” jelas Melva

“Sebanyak 36 booth ini memamerkan hasil penelitian peserta didik dari berbagai madrasah di Indonesia, risetnya pun bermacam-macam diantaranya dari bidang teknologi IT, ekonomi, agama, dan lain-lain.

Pada kesempatan itu juga perwakilan peserta MYRES MAN 1 Kab. Gorontalo Rahmawati Ibrahim mengatakan, disamping memaparkan karya hasil penelitian kepada tim juri dan pengunjung stand expo, secara otomatis utusan Provinsi Gorontalo tersebut ikut memperkenalkan tradisi adat Gorontalo kepada masyarakat luas, menambah insight (wawasan) bahwa wujud integrasi islam dalam tradisi Adat  Mongubingo (Khitan pada bayi perempuan) tidak bertentangan dengan nilai-nilai islam.

”Mereka (pengunjung) yang datang ini paling banyak penasaran dengan ornamen adat, nah momen ini kami manfaatkan untuk menjelaskan secara detail prosesi Mongubingo dari tahapan momontho (pemberian tanda suci), proses lihu lo limu (Khitan Bayi Perempuan), Mopolihu lo limu (mandi lemon), dan Mopohuta’a to pingge (menginjak piring). Korelasi etnosains dan integrasi islam dalam tradisi ini tidak bertolak belakang dengan konsep agama Islam. Namun sebaliknya, terdapat wujud integrasi islam dan nilai-nilai filosofis pada proses tradisi Mongubingo,” kata Rahma

”Bismillah, semoga lelah ini jadi lillah. Sampai dititik ini saja kami sudah sangat bersyukur karena tidak menyangka bisa masuk sebagai finalis MYRES 2023. Banyak pesaing hebat yang kami sisihkan, dukungan moril dan materil dari berbagai pihak pun terus berdatangan, semoga usaha dan kerja keras ini beroleh hasil yang memuaskan. Doakan kami bisa pulang bawa medali di ajang MYRES tahun ini,” imbuhnya. (Vhany)