Marisapa (man1kabgorontalo.sch.id) – Guna mengisi waktu belajar selama bulan Ramadhan, peserta didik kelas X dan XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kabupaten Gorontalo mengikuti pesantren Ramadan di Masjid Fastabiqul Khaerat yang dibuka oleh Kepala Madrasah Rommy Bau, Senin (18/3/2024).
Pelaksanaan pesantren tersebut diagendakan selama 8 (delapan) hari kedepan hingga tanggal 27 Maret 2024 dari pukul 08.00 wita – 13.00 wita dengan melibatkan semua guru pengajar mata pelajaran Agama dan beberapa guru mapel umum yang ada sebagai instruktur dan pendamping. Adapun sejumlah materi didalamnya mencakup; 1) niat-niat ibadah puasa, shalat, wudhu, tayamum dan tata caranya; 2) bacaan do’a – do’a shalat (Fardhu & sunnat); 3) tata cara penyelenggaraan jenazah beserta doanya; 4) Adab dalam islam; 5) latihan khutbah dan adzan; 6) syirah nabawiyah; 7) kajian tafsir isi kandungan Al-qur’an; 8) kajian ilmiah manfaat puasa dan shalat; 9) pembinaan tahsin dan tahfidhul qur’an dan terakhir simulasi penyelenggaraan jenazah.
Ibadah puasa tidak menyurutkan semangat peserta didik nampak antusiasnya ketika menyimak tausiah maupun materi dari setiap instruktur. Seperti yang dikatakan Kepala Madrasah dalam sambutannya bahwa pesantren ramadhan penting untuk dilaksanakan agar siswa bisa lebih focus dalam menjalani ibadah Ramadhan sesuai dengan edaran Menteri agama. Tidak hanya tidur-tiduran atau bahkan menghabiskan waktu dengan game saja.
“Walaupun madrasah sudah identic dengan banyak ilmu pengetahuan agama namun kegiatan pesantren Ramadhan ini tetap perlu untuk dilakukan sebagai upaya mendalami aktivitas penting yang harus dilakukan selama bulan ramadhan. Pesantren ini banyak membagikan ilmu agama sebagai bekal kita dalam menjalani kehidupan. Saya apresiasi antusian dari anak-anakku ini dan juga orangtua atas dukungannya. Meskipun kegiatan hanya beberapa hari saja, saya harap pesantren ini dapat mendidik dan mencetak generasi muda yang berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia serta mampu menyebarkan ajaran islam kepada masyarakat,” kata Rommy
Pembelajaran keagamaan selama pesantren pula diharapkan dapat meningkatkan pemahaman Islam yang tasamuh (toleran), tawasuth (moderat), tawazun (keberimbangan) dan i’tidal (keadilan) kepada santri.
“Didiklah santri menghormati kedua orang tuanya, masyarakat, guru-gurunya dan bangsanya,” pungkasnya. (Kom-Vhany)