MAN 1 KABUPATEN GORONTALO

Madrasah Ramah Difabel, MAN 1 Kabgor Sediakan Layanan Disabilitas

...
Kabid Pendma Kanwil Kemenag Prov. Gorontalo didampingi KakanKemenag Kab. Gorontalo bersama Kepala MAN 1 Kab. Gorontalo, saat mengamati Al-Qur’an Braille khusus bagi penyandang disabilitas netra di ruang layanan disabilitas

KABGOR (man1kabgorontalo.sch.id) – Madrasah bukan hanya sebagai wadah untuk menyiapkan generasi muda yang berintelektual, namun juga tempat membina dan mendidik anak agar memiliki mental dan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari tanpa diskriminatif, khususnya kepada rekan yang difabel. Hal itu pulalah yang menjadi dasar bagi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kabupaten Gorontalo (Kabgor) menyediakan fasilitas khusus bagi penyandang disabilitas berupa ruang layanan dan beberapa sarana pendukung yang saat ini dikelola oleh tim perpustakaan Ibnu Rusyd.

Demikian ungkap Kepala Madrasah Rommy Bau saat diwawancarai awak humas, Kamis (11/06/2020) usai meninjau ruang layanan disabilitas bersama Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (Kabid Pendma) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Gorontalo Hj. Fitriyani Humokor dan Kepala Kantor Kemenag Kab. Gorontalo H. Sabara K. Ngou.

Menurut Rommy lagi, setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan dan itu sudah jelas tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945. Menyediakan fasilitas khusus bagi anak difabel secara tidak langsung juga memberikan edukasi kepada peserta didik lainnya untuk dapat memberikan perlakuan yang sama. Walaupun sarananya masih sangat minim yakni baru terdiri dari Al-Qur’an Braille dan kursi roda, namun perlahan akan terus dibenahi sesuai dengan kebutuhan madrasah kedepan.

“Terlahir sebagai difabel bukan keinginan siapapun, karena itu sudah menjadi kodrat Allah. Tapi saya yakin bahwa dalam diri kita pasti ada kekurangan dan kelebihan yang tidak disadari, begitupun dengan mereka (difabel). Di madrasah ini, tugas tenaga pendidik bukan hanya memberi tahu, tetapi juga membentuk mental dan karakter anak didik agar potensi yang ada dalam diri mereka dapat dikembangkan, termasuk anak yang berkebutuhan khusus,” terang Rommy.

“Jika madrasah mampu menjadi teladan dalam memperlakukan anak didik yang berkebutuhan khusus, maka peserta didik non disabilitas juga akan menghormati dan menghargai perbedaan yang ada di lingkungan mereka. Dengan demikian, kita turut andil memberikan motivasi dan dukungan bagi penyandang disabilitas untuk menggapai impian walau dalam keterbatasannya,” tandasnya.

Rommy Bau pun berharap, dengan disediakannya ruang layanan disabilitas dapat membantu memenuhi kebutuhan para peserta didik difabel yang menuntut ilmu di MAN 1 Kab. Gorontalo, sehingga pendidikan bukan saja bisa didapatkan oleh peserta didik yang normal akan tetapi juga oleh mereka yang difabel. (Vhany/raya/R@ja)