MARISAPA (man1kabgorontalo.sch.id) – Pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (PPRA) merupakan bagian penting dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Profil pelajar pancasila tersebut merepresentasikan gambaran pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai pancasila dan rahmatan lil Alamin.
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kabupaten Gorontalo (Kabgor) sendiri sudah memasuki tahun kedua Impelementasi Kurikulum Merdeka dan pada projek ke IV mengangkat tema “Kewirausahaan” dengan topic “Peluang Bisnis Menjanjikan dari Koloid” yang diikuti oleh peserta didik kelas XI.
Dikonfirmasi terkait kegiatan, Koordinator proyek IKM Mulhimah Sidqiyah Kau saat diwawancarai humas madrasah, Jum’at (28/7/2023) menjelaskan pemilihan tema Kewirausahaan disesuaikan dengan karakteristik lingkungan madrasah, peserta didik, maupun ketersediaan sejumlah fasilitas pendukung.
“Memang sebenarnya sudah ada konsep yang tersedia, tinggal kita memilih mana yang sesuai dengan karakteristik lingkungan, peserta didik, serta ketersediaan fasilitas. Kemarin sudah melewati 3 tema yakni Bangun Jiwa Raga, Gaya Hidup Berkelanjutan, dan Kearifan Lokal. Nah, kali ini kita pilih Kewirausahaan dengan mengkolaborasikan beberapa mata pelajaran diantaranya Kimia, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Prakarya dan kewirausahaan, Matematika, hingga mapel Agama Islam,” jelasnya.
Mulhimah menambahkan, kolaborasi mapel Kimia materi Sistem Koloid (pencampuran antara dua zat atau lebih yang bersifat heterogen) dengan Kewirausahaan sangat menarik karena menyangkut makanan dan minuman yang kekinian serta sangat popular dikalangan Gen Z. Inilah yang melatarbelakangi pemilihan topic proyek ke IV.
“Untuk bisa membuat/mengolah mereka pelajari di Bahasa Indonesia / Bahasa Inggris tentang teks prosedur, nah konsep jual beli sendiri kan sebenarnya ada dalam mapel Prakarya dan Kewirausahaan. Selanjutnya untuk pelaporan keuangan merupakan bagian dari mapel Ekonomi dan Matematika,” imbuh Mul sapaan akrabnya.
Melihat beragam menu sajian di stand expose masing-masing kelas tersebut, Kepala Madrasah Rommy Bau pada kesempatan itu menyampaikan, hasil perhitungan rugi laba diakhir proyek jika memperoleh margin keuntungan wajib pula memperhatikan dan menghitung zakat perniagaan sebagaimana yang didapat dalam pelajaran Fiqih dan Al-qur’an Hadits. Dengan demikian, maka nilai manfaat untuk proyek Kewirausahaan bukan hanya kolaborasi mata pelajaran umum saja, tetapi juga berhubungan dengan ilmu agama.
“Berbagai sajian menu enak dan lezat bisa kita jumpai di stand masing-masing, jadi pembelajaran berbasis proyek ini menurut saya banyak memberikan pengalaman positif untuk anak-anak. Menambah kemampuan mereka dalam berliterasi, berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagai kemampuan serta keterampilan abad 21 lainnya dibarengi dengan wawasan ilmu keagamaan islam,” tandasnya. (Vhany)