MARISAPA (man1kabgorontalo.sch.id) – Senin (29/7/2024) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kabupaten Gorontalo kelas XII menggelar Aksi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil Alamin (P5RA) dengan tema “Suara Demokrasi”.
Implementasi tema Suara Demokrasi diwujudkan dalam iven simulasi Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) mulai dari penetapan Badan Pengawas Pemilu untuk membentuk Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kecamatan, Pengawas Desa (PKD) dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS). Selain itu juga menetapkan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan membentuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Dalam prosesnya, setiap kelas mendapat pendampingan dari masing-masing wali kelas dalam hal penentuan bakal calon Kepala Daerah yang akan diusung oleh anggota partai. Antusias tinggi peserta didik pun begitu nampak baik dari dekorasi Tempat Pemungutan Suara (TPS), Kostum, hingga atribut Pilkada lainnya.
Penanggungjawab P5RA Kelas XII Nurmiyati dalam wawancara humas menerangkan, simulasi Pemilu dirancang untuk meningkatkan partisipasi publik dan memperkuat prinsip-prinsip demokrasi kepada peserta didik sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mempromosikan kesadaran politik masyarakat khususnya peserta didik MAN 1 Kabgor dalam proses pengambilan keputusan.
“Kegiatan ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan pemahaman makna dan implementasi demokrasi agar peserta didik mampu berpartisipasi dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan untuk kepentingan bersama melalui proses bertukar pikiran secara cermat, terbuka, dan mandiri. Peserta didik juga dapat memahami konsep hak dan kewajiban serta implikasinya, memahami tata cara pemilihan demokratis yang bersifat Langsung, Umum, Bebas, Rahasia (LUBER), serta bertanggungjawab terhadap apa yang mereka suarakan dan ekspresikan serta menganalisa dan mengevaluasi pemikiran dalam pengambilan keputusan,” terang Nurmi
Pada implementasi P5RA Tahun 2024 untuk kelas XII tersebut diharapkan dapat mengembangkan secara spesifik 3 dimensi Profil Pelajar Pancasila yaitu Bernalar Kritis, Mandiri, dan Berkebhinekaan Global.
“Mandiri artinya peserta didik mempunyai standar dalam mengatur diri sendiri dan menjalankan kewajiban diri dengan tetap menghormati hak-hak orang lain, Bernalar Kritis yakni dapat menjelaskan alasan untuk mendukung pemikirannya dan memikirkan pandangan yang mungkin berlawanan dengan pemikirannya dan mengubah pemikirannya jika diperlukan, dan dimensi Berkebhinekaan Global yaitu memahami konsep hak dan kewajiban serta implikasinya terhadap ekspresi dan perilakunya. Mulai dari mencari solusi untuk dilema terkait konsep hak dan kewajibannya,” imbuhnya. (Vhany)